Jarum jahit dalam kehidupan adalah satu hal yang sangat kecil, tetapi ia memiliki dampak yang sangat besar terhadap peradaban manusia. Kerena tanpa jarum jahit tidak akan mungkin menjadi baju, Apa artinya kain kalau tidak ada jarum jahit?.
Seperti halnya pula sebuah senyuman. Senyuman seringkali dianggap sepele, sama seperti sepelenya sebuah jarum jahit dibandingkan dengan sebuah jas yang berharga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Bukankah jas tercipta karena jarum jahit?...
Marilah kita bayangkan sejenak, jika anda masuk ke sebuah supermarket yang besar, dengan gedung yang sangat mewah, ketika anda memasuki supermarket tersebut, anda disambut dengan muka yang asam tanpa senyuman oleh seluruh karyawan supermarket tersebut…? Apa yang terasa dalam hati anda…? Apalagi anda seorang konsumen yang seharusnya diperlakukan seperti seorang raja…? Akankah anda kembali lagi ke supermarket tersebut dengan mengajak keluarga, saudara dan semua teman-teman anda …? Tentu, TIDAK !.
Jika anda mengambil sikap seperti itu, pastilah pula semua orang yang datang ke supermarket yang megah itu akan mengambil sikap seperti anda. Dan bukanlah satu hal yang tidak mungkin jika sebuah supermarket akan mendapatkan kerugian yang besar, bahkan bangkrut, hanya karena satu hal yang sering dianggap sepele, yaitu sebuah senyuman.
Perasaan yang menyakitkan bisa ditimbulkan dari segaris bibir yang ada pada wajah manusia, segaris bibir tersebut ibarat sebuah jarum, ia bisa digunakan untuk menusuk hingga menyakitkan atau digunakan untuk membuat pakaian yang menyenangkan hati pemesannya.
Senyuman adalah bahasa hati, ia berasal dari hati dan dirasakan pula oleh hati. Senyuman tidak mengenyangkan perut seseorang, tetapi lebih menyenangkan dari pada sepiring nasi goreng spesial. Senyuman yang tulus dari hati akan menyenangkan siapa saja yang melihatnya, mengakrabkan suasana, dan membuat keadaan jadi lebih nyaman.
Melayani para pelanggan dengan senyum lebih berarti dari pada promosi di koran, majalah bahkan televisi yang berharga ratusan juta. Biaya iklan yang sangat besar di sebuah surat kabar tidak berarti sama sekali, ketika sang pelanggan datang dan disambut dengan muka yang masam. Dalam hal ini mungkin kita harus belajar dari artis. Walaupun hati mereka sedang sedih, mereka harus tetap tersenyum di hadapan kamera untuk menyenangkan hati para pemirsa, sang sutradara terutama para penyandang dana.
Perusahaan besar di seluruh dunia meneliti dan menyimpulkan bahwa senyuman adalah sebuah senjata yang ampuh dalam meraih kesuksesan, dan mereka harus menerapkannya dalam seluruh tingkat karyawan dalam perusahaan mereka. Tentunya, senyuman tidak hanya mengantarkan manusia dalam kebaikan di dunia saja, karena Islam melalui akhlaq Rasulullah sudah mengajarkan hal ini kepada manusia, sebagaimana hadits yang berbunyi  :
“Senyumanmu dihadapan saudaramu adalah sedekah”. (HR : Tirmidzi)
“Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah”. (HR : Tirmidzi).
Tidaklah berarti kehebatan seseorang jika tampil tanpa pakaian dari sehelai kain, dan tidaklah berarti sehelai kain tanpa jarum jahit, dan tidaklah berati pula sebuah jarum jahit tanpa ketrampilan sang penjahit, dan tidaklah pula berati keterampilan yang sangat hebat dari sang penjahit tanpa senyuman sang penjahit kepada para pelanggannya. Senyuman itu menyenangkan, mengandung berkah, bekerja dengan senyum pertanda keikhlasan hati, dan bekerja dengan hati yang ikhlas, akan menghasilkan karya yang terbaik, yang dapat memuaskan setiap pelanggan, terlebih lagi melalui hadits Rasulullah diatas, melalui senyuman seseorang bisa mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Dengan catatan, jangan senyum sendirian. Wallahu’Allam.

Ovie’ 

Dinukil dari tulisan Doddy Koesdijanto (new.drisalah.com) dan sedikit perubahan serta penambahan.

0 komentar:

Posting Komentar