Ada sebuah kisah dari sebuah desa penghasil buah mangga terbesar, di sana terdapat kebun mangga yang sangat subur bahkan sangat terkenal bagusnya hasil panen yang di dapat. Kebun mangga tersebut adalah milik seorang petani yang bernama pak rojih. Pakrojih hidup bersama keluarganya yaitu satu orang istri dan seorang anak laki2, kebun beliau tidak luas, cukuplah untuk menunjang kebutuhan keluarganya dari hasil panen kebunnya. Ternyata hasil kebun pak rojih lah yang banyak di cari bahkan di rebutkan oleh para calo buah atau juragan buah dari desa itu. Dengan keadaan tersebut membuat para petani lain cemburu dan marasa aneh denga hasil kebun pak rojih, padahal  sama2 berkebun mangga serta jenisnya pun sama.  

Suatu hari ada seorang petani yan memberanikan diri bertanya kepada pak rojih “ maaf pak rojih, saya juga berkebun mangga seperti pak rojih, jenis mangga yang kita tanampun sama, tapi kenapa hasilnya berbeda ya pak?” Tanya orang itu “ kalau boleh tau bagaimana perawatannya ? “ sambungnya.

Pak rojih pu menjawab “ Tidak ada yang berbeda dalam hal perawatannya pak, yang saya lakukan sama seperti yang bapak lakukan, “ jawab pak rojih. Lalu orang tersebut berkata kembali “ Kalau bapak berkenan, boleh saya minta sedikit bibit dari bapak supaya saya pun bisa mempunyai  pohon mangga seperti pohon mangga bapak? ? pintanya.Petani tersebut berkata “ Ooh boleh saja, ini silahkan ambil “ seraya memberikan kantung plastic yang berisi bibit mangga tersebut.

“Wah terima kasih pak, saya akan langsung menanamnya” kata orang tersebut. Ketika dia sedang menanam dia di hampiri oleh petani lain “ bibit apa yang kau tanam  “ tanyanya, “ ini bibit mangga pemberian pak rojih” jawab orang itu, “ ketika saya meminta bibit mangga dari pak rojih dia langsung memberikan  bibit ini, baik sekali pak rojih itu “ lanjutnya.

Hari berikutnya datanglah petani lain tadi ke rumah pak rojih untuk meminta bibit, pak rojih pun memberikannya. Sehingga akhirnya banyak petani yang datang kepada pak rojih untuk meminta bibit mangga nya, pak rojih pun tetap memberikannya. Sehingga anak laki2 pak rojih ketika menyaksikan perbuatan yang di lakukan ayahnya itu berkomentar  “ Ayah kenapa ayah membagikan bibit2 itu, nanti akan semakin banyak hasil mangga yang bagus dan sebagus mangga kita dan akhirnya nanti mangga kita jadi tidak unik lagi dan tidak paling baik lagi,” 

Tapi pak rojih menjawab “ Nak.., setiap hari angin akan membawa putik sari dari kembang mangga ke suatu tempat yang tidak di tentukan, tidak peduli tempatnya dan tidak peduli pemilik lahannya”       Anak laki2 pak rojih pun menyela “ dan putik sari itu akan berkembang lagi dan bisa tumbuh  di segala tempat” Jawab anak laki2 pak rojih.

“ Bukankah kamu ingin mempertahankan keunikan dan keunggulan buah mangga kita? “ tanya pak rojih pada anaknya, “ kalau begitu apabila kebun2 yang ada di sekeliling kebun kita menghasilkan buah yang baik, pasti buah di kebun kita akan tetap baik” Ujarnya “ apabila yang di sekeliling kita tidak baik, maka tidak menutup kemungkinan hasil kebun kita pun akan menjadi berkurang terus hasilnya..”

Nah kawan.., apa yang bisa kita tangkap dari cerita tadi?..., betul sekali , apabila kita berharap selalu mendapat kebaikan berarti kita harus selalu menyebar terlebih dahulu benih kebaikan kepada orang lain, tidak egois, jangan takut tersaingi, apabila kebaikan itu memang benar2 muncul karena keikhlasan hati  bukan karena ingin dipuji dan mengunggulkan diri dari yang lain, kebaikan akan selalu bersama dengan kita.


TetapSEMANGAT

0 komentar:

Posting Komentar